Bismillah, angka 2 juta kasus positif Covid-19 sdh Indonesia lalui, begitu jg dgn angka penularan harian yg sdh memecahkan rekor. Ini lebih dari sekadar angka maupun statistika. Tdk bisa ditawar, penanganan Covid-19 mesti ketat & kejam. Kejam bermakna harus berani mengambil keputusan tegas & tega
Harus kita akui pengendalian penularan Covid-19 msh jauh dari harapan. Pemerintah perlu evaluasi, apa tetap bisa aktivitas ekonomi maupun kesehatan berjalan beriringan? Perlu kebijakan ekstrem, bisa lockdown secara nasional/mengunci wilayah per pulau secara berkala
Suka tidak suka, kita melihat penanganan pandemi yg pemerintah lakukan msh berorientasi pada aspek ekonomi. Mas Faisal Basri, ekonom senior dari UI jg menyebut, konsensus ekonom di seluruh dunia sdh menyatakan bahwa krisis kesehatan hrs lbh dulu diselesaikan sebagai persyaratan pemulihan ekonomi
Jauh lebih efisien dan ekonomis ke depannya jika kita bisa lockdown untuk menghentikan mobilitas selama dua pekan ke depan. Dan jgn sampai Wabah ini menjadi bancakan APBN atas ketidakmampuan pemerintah di bidang ekonomi. Terlambat ambil keputusan bisa berbahaya, ayo ambil keputusan berani untuk mencegah beban tidak terpikul
Terlebih kebijakan penebalan PPKM Mikro yg pemerintah putuskan tidak jauh berbeda dgn PPKM Mikro sblmnya. Ada potensi tidak terlalu berdampak pada mobilitas masyarakat yg kian meningkat akhir2 ini. Pengawasan yg pemerintah lakukan pun masih amat longgar
Kasus baru Covid-19 telah melonjak pada empat momen libur panjang. Mestinya kita sudah bisa belajar dan berbenah utk mengantisipasinya. Ke depan, pos komando baik di desa/kelurahan setempat mesti sigap mengawasi pelaksanaan karantina. Iringi dgn upaya preventif spt testing & penelusuran yg perlu kian digencarkan.